Pages

Wednesday 30 June 2010

Kisah_

Ini adalah kisah ku ketika seorang pujangga berhasil menarik ku kedalam kebahagiaan yang tertinggi tapi pada akhirnya dia menjatuhkan ku ke jurang yang terdalam dan menghempasku ke batukarang yang keras. Sakit, sungguh sangat menyakitkan sehingga ku ingin lari saja dari smuanya. Berlari dan terus berlari tak mengindahkan siapapun yang mencoba untuk meraihku dan mengobati luka ku. Sungguh tak inginnya hatiku melihaku yang tak bisa kuat dengan smuanya ini, logika ku sangat membenci ku karna kelakuan bodoh ku yang mengatasnamakan cinta sebagai tamengnya.

Hinanya aku saat ia berhasil membuat hatiku remuk redam dengan segala kemanisan yang selalu dia suguhkan, dengan segala senyuman yang selalu dia tampakan, dengan keterbukaan yang kini aku kira hanyalah kepura-puraan belaka untuk menyakitiku.

Tapi, yang membuatku sangat tersakiti adalah ketika dia dengan mudahnya menghempasku jauh dari hidupnya yang sebenarnya aku pun tak tau apa kesalahanku hingga ia dengan mudahnya menyakitiku dengan segala ke indahan yang selalu ia suguhkan.

Mungkin semuanya salah karna ternyata mudahnya ia menghempasku. Awalnya pun kukira telah salah sehingga tak membuahkan kebenaran didalamnya. Tuhan biarkan ku menangis sejenak, menangisku bukan untuknya, biarkan saja aku menangis atas kebodohan yang telah aku lakukan. Tuhan, aku telah lupa bahwa ada orang-orang yang menyanyangiku dengan setulus hatinya disampingku hingga aku begitu terbuai dengan madu yang memabukan yang ia suguhkan padaku hingga aku menyakiti diriku sendiri dan menyakiti orang-orang disekitarku yang memang tulus menyayangiku.

Tuhan inilah aku, aku yang baru, yang tak akan lagi membutakan mata hatiku untuk kesekian kalinya yang hanya beratasnamakan cinta tetapi sesungguhnya hanyalah maya.

Tak mudah bagiku menemukan diriku yang sesungguhnya setelah semuanya, setelah pesakitan yang aku jalani dengan segala harapan yang pada akhirnya harapan itu dihancurkan dengan mudahnya.

Tuhan terimakasih atas pelajaran mu yang benar-benar mengajarkan ilmu ikhlas yang sesungguhnya dengan cara mempertemukanku dengannya, lalu membiarkannya menyakitiku. Karna itu semua membuatku semakin tegar, semakin kuat, dan semakin tau tentang keikhlasan yang sesungguhnya. Pada akhirnya aku dapat melihat semuanya dengan senyuman kegembiraan yang teramat sangat dalam menjalani hariku di dunia mu yang semu ini dan menantikan beralihnya dunia ku kedalam dunia abadimu dengan segala macam ragamnya.

Kini ku tidak lagi memandang kesakitan adalah sebuah kesedihan karna sekarang aku mengerti bahwasanya kesedihan adalah sebuah kebahagiaan yang tak Nampak.

Terimakasih untuknya atas segala pembelajaran yang ia berikan dalam hidupku. Dengan ikhlas ku berikan senyuman kebahagiaan ku, dan dengan tulus kuberikan doa untuknya agar mendapatkan suatu kebaikan dalam hidupnya, selamanya, hingga kita bertemu lagi di dunia yang berbeda.

Tersenyumlah selalu wahai duniaku seberapa pahitnya pun kan ku jalani dengan keikhlasan dan dengan ketulusan….

No comments:

Post a Comment